asalamualaikum
  hay guys... apa kabarnya guys?? pada kesempatan ini saya akan berbagi info tentang karya ilmiahku yg judulnya penganalisisan sianida di biji apel...sebelumnya perkenalan dulu yaa. kenalkan saya Ari Ristanto saya masih pelajar smk  kelas 10..... langsung ya guys



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Sianida tiba-tiba menjadi perbincangan setelah terdapat kasus kematian Mirna di sebuah kafe di Jakarta. Nama sianida cukup populer pasca diduga sebagai zat yang bisa membunuh manusia. Sianida memang dikenal sebagai racun yang sangat berbahaya dan kerap dipakai pengarang kisah detektif, sebagai alat pembunuh. Meski sangat mematikan, ternyata sianida sangat sering dijumpai oleh manusia tanpa sadar.
Sianida sebenarnya terdapat pada makanan yang mungkin kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Untungnya semua jenis makanan tersebut, memiliki kandungan sianida yang rendah, dan jika masuk ke dalam tubuh, secara alami tubuh mampu untuk mengatasi efek mematikannya. Namun, meski begitu para pakar tetap menganjurkan agar setiap orang bisa menghindari makanan yang dapat menghasilkan racun sianida atau setidaknya konsumsi dalam batas yang wajar.
Meski sianida terdapat di dalam beberapa jenis makanan yang kita temui sehari-hari, sebenarnya bisa dikatakan cukup aman asal kita mengolahnya dengan tepat. Umumnya efek mematikan sianida, dapat terjadi karena kecelakaan atau tidak disengaja. Efek mematikannya yang cukup cepat tidak jarang dijadikan alat untuk membunuh seseorang.
Kami akan menitik beratkan pada biji apel merah, karena disebut-sebut sebagai makanan yang dapat menghasilkan sianida. Biji apel yang disebut sebagai pips mengandung zat yang dapat melepaskan sianida, racun yang sangat kuat. Oleh sebab itu sangat dianjurkan membuang biji apel jika ingin dibuat jus atau dimakan secara langsung.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menjadi tertarik untuk mengkembangkan dan mengkaji lebih jauh tentang kandungan racun sianida di dalam biji apel merah.


1.2.  Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah biji apel merah terdapat kandungan racun sianida?
1.2.2. Apakah kandungan racun sianida dalam biji apel merah dapat menimbulkan efek toksik?
1.2.3. Apakah biji apel merah aman untuk dikonsumsi?

1.3.  Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai tiga (3) hal sebagai berikut :
1.             Mengetahui apakah biji apel terdapat kandungan racun sianida.
2.             Mengetahui apakah kandungan racun sianida dalam biji apel merah dapat menimbulkan efek toksik
3.             Mengetahui apakah biji apel merah aman untuk dikonsumsi

1.4.   Manfaat Penelitian
1.             Memberitahukan kepada masyarakat bahwa biji apel merah terdapat racun sianida.
2.             Menginformasikan kepada masyarakat bahwa racun sianida dalam biji apel merah dapat menimbulkan efek toksik.
3.             Menginformasikan kepada masyarakat bahwa biji apel merah tidak aman untuk dikonsumsi.

1.5.  Batasan Masalah
Penelitian kami yang berjudul Analisis Kimia Racun Sianida ( CN- ) Dalam Biji Apel Merah ( Malus Domestica ), maka batasan masalah kami uraikan sebagai berikut :
1.             Jenis apel yang digunakan adalah apel merah.
2.             Zat yang dianalisis adalah racun sianida ( CN- ).


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.  Racun Sianida
Sianida (CN-) dikenal sebagai senyawa racun dan mengganggu kesehatan serta mengurangi bioavailabilitas nutrien di dalam tubuh. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak. Kadar sianida yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan efek yang berbahaya, seperti jari tangan dan kaki lemah, susah berjalan, pandangan yang buram, ketulian, dan gangguan pada kelenjar gondok. Kelompok CN dapat ditemukan dalam banyak senyawa, bisa  dalam bentuk gas,  padat ataupun cair, bisa dalam bentuk garam, senyawa  kovalen,  molekular, beberapa ionik, dan ada juga yang berbentuk polimerik. Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung gugus siano C ≡ N, dengan atom karbon terikat-tiga ke atom nitrogen.
Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya. Umumnya zat-zat toksik masuk lewat pernapasan atau kulit, kemudian beredar ke seluruh tubuh atau ke organ-organ tertentu. Bahan kimia tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, dan lain-lain. Untuk menentukan klasifikasi racun berdasarkan tingkat daya racunnya ditentukan dengan besarnya LD50 (Lethal Dose 50). LD50 adalah besarnya dosis racun yang diberikan kepada binatang percobaan yang mengakibatkan ½ (50%) dari binatang tersebut mati. Hidrogen sianida merupakan senyawa racun yang dapat mengganggu kesehatan serta mengurangi bioavailabilitas nutrien di dalam tubuh.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Sianida, di unduh pada 13:0718April 2017)
2.1.1 Keracunan Sianida
Sebagian besar sianida sangat beracun. Masuknya sianida ke dalam tubuh tidak hanya melewati saluran pencernaan tetapi dapat juga melalui saluran pernafasan, kulit dan mata. Racun sianida dalam kasus pembunuhan biasanya dioleskan pada pinggir gelas, dalam air minum, botol minum atau disuntikkan ke dalam batu es. Yang perlu dicermati, kontaminasi sianida tidak hanya terjadi saat zat tersebut masuk lewat mulut. Kebanyakan kasus keracunan malah terjadi saat gas atau butiran serbuknya terhirup lewat udara. Serbuk sianida ini juga berbahaya jika menempel pada kulit karena akan segera larut oleh keringat kemudian dapat terserap masuk ke dalam tubuh melalui kulit.
Jika seseorang terkena sianida dalam jumlah kecil, orang tersebut akan mengalami beberapa gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, pusing, merasa gelisah, pernapasan cepat, denyut jantung cepat, dan tubuh terasa lemah. Meski begitu, tidak semua orang yang memiliki beberapa gejala ini berarti mengalami keracunan sianida. Lain halnya jika seseorang sudah terkena sianida dalam jumlah besar. Ia bisa jadi mengalami denyut jantung yang melambat, hilang kesadaran, kejang, kerusakan pada paru-paru, tekanan darah rendah, dan mengalami gagal napas hingga menyebabkan kematian. Ada beragam cara sianida dapat masuk ke dalam tubuh dan membahayakan diri. Antara lain dengan menyentuh tanah yang mengandung sianida, meminum air yang sudah terkontaminasi sianida, melalui udara, dengan merokok, atau bahkan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung sianida.
2.1.2 Pertolongan Pertama Keracunan Sianida
Sianida sebenarnya merupakan senyawa kimia yang memiliki kandungan siano dan atom karbon yang terikat dengan atom-atom nitrogen, dimana apabila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang besar maka akan menyebabkan malapetaka. Dengan kata lain sianida merupakan senyawa kimia yang dapat menjadi racun mematikan, bahkan menurut sejumlah pakar efek racun sianida bekerja dengan sangat cepat dan dapat membuat seseorang meninggal dunia dalam waktu beberapa menit. Biasanya mereka yang mengalami keracunan sianida awalnya akan mengalami kehilangan kesadaran dan kemudian dengan cepat menyebabkan kematian mendadak. Parahnya racun sianida sangat sulit dideteksi karena tidak dapat terlihat dengan jelas. Untuk itu para korban yang mengalami keracunan sianida harus mendapat pertolongan pertama sesegera mungkin. Cara memberikan pertolongan pertama untuk korban keracunan sianida adalah :
·  Minumkan Air atau Susu
Sebenarnya penanganan pertama bagi korban keracunan tergantung dari bagaimana ia keracunan. Pasalnya, racun sianida dapat mengakibatkan keracunan dengan berbagai cara. Mulai dari udara atau pun makanan dan minuman yang dikonsumsi. Jika korban keracunan sianida dari makanan atau minuman usahakan untuk dapat meminumkan  air putih atau susu. Hal ini untuk dapat menetralkan racun sianida yang masuk ke dalam tubuh korban. Namun hal ini bisa dilakukan jika korban masih dalam kondisi sadar.
·  Larikan Ke Rumah Sakit
Pertolongan Pertama Para Korban Keracunan Sianida, Jika korban keracunan sianida sudah tidak sadarkan diri maka pertolongan pertama yang paling penting adalah segera membawa korban ke rumah sakit. Pasalnya, saat korban sudah tidak sadar kemungkinan racun sianida sudah masuk ke dalam sel-sel darah merah sehingga menyebabkan oksigen yang diangkut sel darah merah terganggu, untuk itu pemberian oksigen harus sesegera mungkin. Jika dalam keadaan ramai pastikan korban mendapatkan oksigen yang banyak, hindari korban dari kerumunan orang karena dapat membuatnya kesulitan mendapatkan oksigen.
Untuk itu saat memberikan pertolongan pertama usahakan untuk tidak kontak langsung dengan korban, seperti saat memberikan nafas buatan. Gunakan media perantara saat memberikan nafas buatan, setelah itu pastikan Anda langsung mandi dengan bersih untuk menghindari paparan hidrogen sianida yang merupakan racun sianida paling berbahaya. Penanganan MEDIS:
1.    Panggil ambulans dan dokter segera
2.    Ungsikan pasien ke udara bersih (kalau sianida yang terhirup berupa gas);
3.    Jika denyut jantung nggak ada, lakukan cardiac massage atau menekan dada kuat-kuat dan berulang
4.    Jangan memberikan napas pada korban dari mulut ke mulut atau hidung ke hidung. Dikhawatirkan si penolong akan ikut terkena racunnya.
5.    Jika sianida tertelan sedangkan korban masih sadar, usahakan korban muntah
6.    Baringkan pasien dan jaga suhu tubuhnya agar tetap hangat
7.    Lepas pakaian yang terkena sianida, cuci dengan sabun area yang terkontaminasi, kemudian basuh dengan air berulang-ulang
8.    Bila tim kesehatan telah datang, langkah paling awal beri pasien masker oksigen 100%.
9.        Beri antidotum. Antidotum yang dapat digunakan pada keracunan sianida adalah natrium nitrit dan juga natrium tiosulfat tetapi selama ini berapa besar dosis efektifnya dan bagaimana cara penggunaannya belum diketahui dengan pasti.
(http://segiempat.com/tips-dan-cara/kesehatan/pertolongan-pertama-untuk korban-keracunan-sianida/di unduh pada 13:25 18 April 2017)
2.1.3 Manfaat/Kegunaan Sianida
Sianida umumnya diperdagangkan dalam bentuk senyawa padat alkali sianida, yang bisa ditemukan dalam senyawa NaCN (sodium sianida) dan KCN (potassium sianida). Sianida digunakan dalam berbagai bidang, antara lain ; pembasmi hama pada pertanian, pelarut logam dalam proses ekstraksi logam dari batuan mineralnya (misalnya ekstraksi emas menggunakan sianida), penyepuhan perhiasan yang terbuat dari logam mulia, sebagai katalis pada industri pembuatan polimer, cat air dan laundry blue (Prussian Blue), dan sebagainya.Tidak semua senyawa sianida bersifat racun. Senyawa-senyawa yang bersifat racun adalah senyawa-senyawa yang bisa mendissosiasi (melepaskan) ion sianida bebas dari senyawanya.

2.2. Biji Apel Merah
Apel memang buah yang menyehatkan dan menyegarkan. Selain itu, apel juga memiliki manfaat yang menakjubkan untuk tubuh. Kandungan antioksidan yang ditemukan pada apel dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat oksidasi.
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
M. domestica
Nama binomial Malus domestica

Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.             Apel ialah jenis buah, atau pohon yang menumbuhkan pohon ini. Buah apel biasanya merah di luar saat masak (siap dimakan), namun bisa juga hijau atau kuning. Kulit buahnya sangan lembek. Dagingnya keras. Ada banyak bibit di dalamnya, which. Orang mulai pertama kali menumbuhkan apel di Asia Tengah. Kini apel berkembang di banyak daerah di dunia yang lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus. Kebanyakan apel yang ditanam orang ialah Malus sylvestris. Kebanyakan apel bagus dimakan mentah-mentah (tak dimasak), dan juga digunakan banyak jenis makanan pesta. Apel dimasak sampai lembek untuk membuat saus apel. Apel juga dibuat menjadi minumanjus apel dan sari buah apel.
 Namun, belakangan beredar kabar bahwa biji apel mengandung sianida. Biji apel mengandung amygdalin, zat yang dapat mengeluarkan sianida ketika terjadi kontak dengan enzim pencernaan manusia. Meskipun begitu, keracunan akut yang disebabkan oleh biji apel yang tak sengaja tertelan adalah kasus yang jarang terjadi.
Biji apel, juga disebut pips, mengandung zat yang disebut amygdalin, yang dapat melepaskan sianida, racun yang kuat. ketika masuk dan kontak langsung dalam enzim pencernaan. tapi tidak berlaku jika tidak mengunyah biji tersebut (Sedikit Lebih Aman), namun jika kalian mengunyah biji mungkin akan terkena racun. Satu atau dua biji mungkin tidak akan berbahaya, karena tubuh dapat menangani dosis kecil sianida, tetapi jika orang dewasa atau anak kecil mengunyah dan menelan banyak benih, maka disarankan segera hubungi medis terdekat untuk menghindari efek fatal.
Amygdalin adalah racun glikosida yang dapat memproduksi hidrogen sianida, jika dikombinasikan dengan enzim gastrointestinal/pencernaan. Dibandingkan apel, biji buah yang memiliki zat amygdalin yang lebih besar. Tentunya, ketika mendengar kata ‘sianida’, yang ada dalam pikiran adalah ‘keracunan’. Perlu diketahui bahwa buah atau biji yang mengandung amygdalin dapat diproses untuk dihilangkan zat beracunnya. zat amygdalin yang terkandung pada biji apel hanya sedikit. Selain itu, untuk mengubahnya menjadi sianida, Anda harus mengunyah biji tersebut.
Berapa banyak bibit yang berbahaya, Menurut John Fry, seorang konsultan dalam ilmu makanan, sekitar 1 miligram sianida per kilogram berat badan akan membunuh orang dewasa. Biji apel mengandung sekitar 700 mg sianida per kilogram. jadi sekitar 100 gram biji apel akan cukup untuk membunuh 70-kg (154 pon) dewasa. Namun, benih beratnya sekitar 0,7 gram, sehingga kalian harus mengunyah 143 biji untuk mendapatkan sianida sebanyak itu. Apel biasanya memiliki sekitar delapan pips, sehingga anda harus makan biji dari 18 apel sehingga cukup untuk mendapatkan dosis yang fatal.
Jika biji ini terkunyah hanya sedikit, tentunya tidak masalah. Jumlah kecil tersebut dapat didetoksifikasi oleh enzim yang ada di dalam tubuh Anda. Dalam jumlah kecil, tubuh mengubah sianida menjadi tiosianat, yang tidak berbahaya dan bisa dikeluarkan oleh urin. Selain itu, ternyata jumlah yang sedikit ini justru bermanfaat untuk menjaga kesehatan saraf dan sel darah merah, jika dikombinasikan dengan zat kimia lain yang dapat membentuk vitamin B12. Tetapi, pendapat berbeda diungkapkan Agency for Toxic Substances & Disease Registry, yang dikutip situs Healthline, menurutnya jumlah yang minim pun tetap berbahaya. Terkontaminasi sianida dapat menyebabkan kerusakan jantung, dan otak, bahkan koma, dan kematian.
Jika Anda memakannya dalam jumlah besar, tentunya akan berbahaya. Sianida dalam jumlah besar dapat mengikat fungsi sel-sel darah yang membawa oksigen, karena zat ini mampu masuk dengan cepat ke dalam aliran darah. Dalam sekejap, sel akan kekurangan oksigen dan tentunya sel menjadi mati. Racun sianida akan menyerang jantung, sistem pernapasan, dan sistem saraf pusat.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, yang dikutip situs Healthline, dosis sianida yang dapat mengakibatkan kondisi fatal adalah sekitar 1-2mg/kg, atau kira-kira Anda harus memakan sekitar 200 biji apel, atau 20 bagian tengah buah apel. Dengan pro dan kontra yang ada, sebaiknya biji apel tidak perlu dimakan, selain untuk berhati-hati, rasanya juga pahit. Tentu lebih baik, Anda memakan daging apelnya saja, yang menyegarkan dan menyehatkan.
(http://www.buah apel.com, di unduh pada 22:42 17 April 2017)

2.3. Analisis Kimia Kualitatif dan Kuantitatif
2.3.1. Analisis Kimia Kualitatif
Analisis kimia adalah penyelidikan untuk mengetahui suatu susunan dan komposisi sustu zat. Analisis kimia kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus kajianya adalah unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kualitatif sampel terdiri atas golongan kation, anion, dan obat.
Analisis kimia kualitatif dilakukan dengan cara mengubah zat yang akan di selidiki menjadi zat atau persamaan baru yang mempunyai sifat dan karakteristik, dengan bantuan zat lain yang sudah di ketahui macamnya. Berdasarkan sifat sifat baru yang karakteristik/ spesifik ini, dapat di tentukan macam penyusun zat yang di selidiki. Perubahan yang terjadi tersebut di sebut sebagai reaksi kimia sedang zat yang di pakai untuk membantu terbentuknya perubahan itu di sebut pereaksi atau reagen. Reaksi reaksi kimia yang penting dalam analisis kimia kualitatif adalah reaksi reaksi yang memiliki perubahan yang dapat di amati, yaitu reaksi reaksi yang menghasilkan:
1.    Terbentuknya endapan.
2.    Terbentuknya gas.
3.    Terbentuknya perubahan warna.
Masing masing kation/ anion/ atau zat tertentu selalu memiliki reaksi yang spesifik yang membedakan dari zat lain, reaksi spesifik inilah yang kita gunakan untuk mengidentifikasi kandungan zat dalam sampel yang belum kita ketahui.
2.3.2. Analisis Kimia Kuantitatif
Analisis Kuantitatif adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu (analit) yang ada dalam sampel. Analisis kuantitatif terhadap suatu sampel terdiri atas empat tahapan pokok:
1.     Pengambilan atau pencuplikan sampel (sampling), yakni memilih suatu sampel yang mewakili dari bahan yang dianalisis.
2.     Mengubah analit menjadi suatu bentuk sediaan yang sesuai untuk pengukuran.
3.     Pengukuran.
4.     Perhitungan dan penafsiran pengukuran.
Langkah pengukuran dalam suatu analisis dapat dilakukan dengan cara-cara kimia, fisika, biologi. Teknik laboratorium dalam analisis kuantitatif digolongkan ke dalam titrimetri (volumetri), gravimetri dan instrumental. Analisis titrimetri berkaitan dengan pengukuran volume suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui yang diperlukan untuk bereaksi dengan analit. Pada cara gravimetri pengukuran menyangkut pengukuran berat. Istilah analisis instrumental berhubungan dengan pemakaian peralatan istimewa pada langkah pengukuran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode analisis adalah tujuan analisis, macam dan jumlah bahan yang dianalisis, ketepatan dan ketelitian yang diinginkan, lamanya waktu yang diperlukan untuk analisis, dan peralatan yang tersedia. Misalnya apabila sampel terlalu kecil kadarnya, maka sensitivitas menjadi dasar pemilihan metode analisis. Kriteria utama yang perlu diperhatikan dalam suatu analisis adalah  ketepatan, ketelitian, dan selektifitas.
(RR Fitri Ardani T,  S.Apt, Apt,dkk. 2016.Jurnal Kerja Praktikum Kimia Farmasi Kelas XI Analisis Kimia Kualitatif dan Kuantitatif : SMK Muhmmadiyah 4 Surakarta.)









BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Maret sampai dengan tanggal 20 April 2017.
3.1.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini kami lakukan di:
3.1.2.1.     Laboratorium Kimia Analisa SMK Muhammadiyah 4 Surakarta.
3.1.2.2.     Laboratorium Operasi Teknik Kimia SMK Muhammadiyah 4 Surakarta.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah :
NO
NAMA ALAT
JUMLAH
1
Buret
1
2
Statif
1
3
Klem
1
4
Beaker glass
1
5
Erlenmayer
4
6
Pipet ukur 1ml
1
7
Pipet ukur 5 ml
1
8
Pipet tetes
6
9
Corong 40 mm
1
10
Neraca semi analitik
1
11
Neraca analitik
1
12
Lampu bunsen
1
13
Tabung reaksi
5
14
Druppleplate
1
15
Mortar
1
16
Stamfer
1
17
Rak tabung reaksi
2
18
Penjepit kayu
1
19
Sendok tanduk
2
20
Batang pengaduk
1
21
Botol semprot
1
22
Pisau
2
Tabel 3.2.1 alat yang digunakan untuk analisis kimia Sianida dalam biji apel merah (malus domestica)

Bahan yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah:
NO
NAMA BAHAN
JUMLAH
1
Aquades
40 ml
2
FeCl3
6 tetes
3
HCL
6 tetes
4
AgNO3
5,5 ml
5
KI
4 tetes
6
Ammonia encer
4  ml
7
FeSO4
6 tetes
8
Na2S2O3
3 tetes
9
H2SO4 Pekat
4 ml
10
Alkohol
1 ml
11
HgCl2
3 tetes
12
NaOH
5        Tetes
13
AgNO30,1 N
200 
3.2.2 Tabel bahan yang digunakan untuk Analisis kimia Sianida dalam biji apel merah (malus domestica)

3.3. Jenis Metode Penelitian
Jenis metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif  yang membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus kajianya adalah unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel dan metode analisis kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kadar suatu zat.


3.4.  Teknik Pengumpulan Data
Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah :
3.4.1. Metode Pustaka
Yaitu suatu metode penelitian dengan cara membaca buku, surat kabar atau majalah yang ada kaitannya dengan materi penelitian kemudian kita gunakan sebagai telaah pustaka.
3.4.2. Metode Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara datang langsung ke lokasi penelitian untuk melihat gejala-gejala yang ada dalam obyek penelitian tersebut.
3.4.3. Metode Eksperimen
Yaitu suatu metode penelitian dengan cara mengadakan percobaan terhadap obyek penelitian.
3.4.4. Metode Dokumentasi
Yaitu suatu metode penelitian dengan cara mengumpulkan gambar atau foto, video, dan angket.

3.5.       Sampel yang Digunakan
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.5.1. Biji apel Merah

3.6.Rancangan Penelitian
3.6.1.      Pengambilan sampel biji apel merah(malus domestica)
3.6.1.1.     Memilih buah apel merah yang masih segar sebanyak 20 buah
Gambar 3.6.1.1. Buah Apel Merah ( Malus Domestica )
3.6.1.2.     Mencuci bersih buah apel merah
3.6.1.3.     Tiriskan sampai kering
3.6.1.4.     Memotong buah apel merah dan ambil bijinya
Gambar 3.6.1.4. pemotongan bahan
3.6.1.5.     Tumbuk biji buah apel merah
Gambar 3.6.1.5.1.Biji apel merah sebelum di tumbuk
    Gambar 3.6.1.5.2 Penumbukan biji apel merah


3.6.1.6.     Menimbang biji apel merah
                   
       Gambar 3.6.1.6. Penimbangan berat biji apel merah
3.6.2. Analisis Kimia Kualitatif
3.6.2.1.     3 tetes FeCl + 3 tetes HCL + biji apel merah  → Merah Khas
3.6.2.2.     3 tetes AgNO3 + biji apel merah → Tidak Membentuk Endapan + 3 tetes AgNO3 + 3 tetes Amonia encer + 3 tetes Na2S2O3→ Tidak Membentuk endapan
3.6.2.3.     3 tetes H2SO4 Pekat + biji buah apel + 1 ml C2H5OH → Reaksi nyala api biru
             
  Gambar 3.6.2.3 Reaksi nyala
3.6.2.4       Biji apel merah + 3 tetes NaOH + 3 tetes FeSO4,dipanaskan + 3 tetes HCL + 3 tetes FeCl3 Biru Prussian
3.6.2.5       3 tetes HgCl2 + biji apel merah →Endapan Abu- Abu
Gambar 3.6.2.5 Endapan Abu-abu
3.6.2        Analisis Kimia Kuantitatif
Menimbang 100 mg biji apel merah,masukkan dalam erlenmeyer, larutkan dalam 10 ml aquadest. Tambahkan 1 ml amonia encer dan 1 tetes indikator KI. Titrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1 N hingga pertama kali terbentuk warna coklat merah.
 Gambar 3.6.3 Hasil analisis kuantitatif biji apel merah

















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.   Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Analisis Kualitatif
Perlakuaan
Hasil
3 tetes FeCl + 3 tetes HCL + biji apel merah  → Merah Khas
(+) Positif
3 tetes AgNO3 + biji apel merah → Tidak Membentuk Endapan
+ 3 tetes AgNO3 + 3 tetes Amonia encer + 3 tetes Na2S2O3 → Tidak Membentuk endapan
(+) Positif


(+) Positif
3 tetes H2SO4 Pekat + biji buah apel +     1 ml C2H5OH → Reaksi nyala api biru
(+) Positif
Biji apel merah + 3 tetes NaOH +      3 tetes FeSO4, dipanaskan +               3 tetes HCL +          3 tetes FeCl3 Biru Prussian
(+) Positif
3 tetes HgCl2 + biji apel merah →Endapan Abu- Abu
(+) positif
Tabel 4.1.1 Hasil analisis kualitatif
4.1.2. Hasil Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dalam penelitian kami menggunakan metode titrasi argentometri untuk menetapkan kadar sianida dalam biji apel yang membentuk endapan dengan perak nitrat pada suasana tertentu.
4.1.2.1.Data Hasil Orientasi :
·         Data Penimbangan / Pengukuran
Berat kertas + zat                    = 0,5097 gram
Berat kertas + zat sisa             = 0,3984 gram      _        
            Berat zat                      = 0,1113 gram = 111,3 mg         
·         Data titrasi
Titran                                       : AgNO3 0,1 N
Volume titrasi                         :  7,8 ml                                  
BE zat                                     : 130,2
·          Perhitungan kadar
kadar = % b/b

kadar =

kadar = 91,24

4.1.2.2 Data Hasil Replikasi :
Buret yang digunakan                               : 50,0 ml
Titran                                                         : AgNO3 0,1 N
BE zat                                                       : 130,2

Titrasi
Data Penimbangan
( mg )
Volume titrasi
( ml )
Replikasi
I
Berat kertas + zat        = 0,4303 gram
Berat kertas + zat sisa = 0,2986  gram                        
                Berat zat      =  0,1317 gram
 = 131,7 mg
9,2 ml


II
Berat kertas + zat        = 0,5085 gram
Berat kertas + zat sisa = 0,3981 gram                        
                Berat zat      =  0,1104 gram
 = 110,4 mg
7,8 ml



III
Berat kertas + zat        = 0,4085 gram
Berat kertas + zat sisa = 0,2973 gram                        
                Berat zat      =  0,1112 gram
                                    = 111,2 mg
9,1 ml
Tabel 4.1.2.2 Data hasil replikasi

·      Perhitungan Kadar
Replikasi I
 kadar = % b/b

kadar =

kadar = 90,95

Replikasi II
 kadar = % b/b

kadar =

kadar = 91,98

Replikasi III
 kadar = % b/b

kadar =

kadar = 106,54

4.1.2.3 Evaluasi Data
Data yang diperoleh :
I.     91,24
II. 90,95
III. 91,98
IV. 106,54
Data yang dicurigai     : 106,54
Q hitung  =
Harga Q hitung ≤ Q Tabel = DITERIMA
Harga Q hitung > Q Tabel = DITOLAK

Q hitung =
                = = 0,93
Harga Q Tabel
Jumlah Pengamatan (N)
Q 0,90
3
0,94
4
0,76
5
0,64
6
0,56
7
0,51
8
0,47
9
0,44
10
0,41
Tabel 4.1.2.3.1 Harga Q tabel

Dari Q hitung = 0,93 dan Q tabel dengan jumlah pengamatan (N) = 4 diperoleh Q tabel = 0,76. Maka Harga Q hitung ≤ Q Tabel.  Jadi data tersebut DITOLAK
Jadi rata - ratanya =
`x = ( 91,24 + 90,95 + 91,98 ) : 3 = 91,39

X
`x
d([x- x] )
d2
91,24

91,39
0,15
0,0225
90,95
0,44
0,1936
91,98
0,59
0,3481


S d2= 0,5642
Tabel 4.1.2.3.2 Evaluasi data


4.1.2.4 Perhitungan Simpangan Baku
SD =
SD = = 0,43
SD = 0,43

4.1.2.5 Perhitungan Kadar
Kadar =  x  ± 
x = rata - rata
t  = suatu harga yang besarnya tergantung derajat kebebasan dan taraf    
       kepercayaan yang dipilih.
SD = Simpangan Baku
N = jumlah penetapan/ pengamatan
Harga Tabel t
Jumlah Pengamatan (N)
Probabilitas 95% (t)
2
12,706
3
4,303
4
3,182
5
2,776
       Tabel 4.1.2.5 Harga tabel t
Untuk N = 4, harga t = 3,182
Kadar =  x  ± 
Kadar = 91,39 ± 
Kadar = 91,39 ± 0,68

4.1.2.6 Kesimpulan Hasil Analisis
Sampel biji apel merah mengandung Sianida dengan kadar 90,71 – 92,07 % b/b

4.2.  Pembahasan
4.2.1. Analisis Kualitatif
Analisis kimia kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, dengan fokus kajiannya adalah unsur yang terdapat dalam suatu sampel. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara mengubah zat yang akan diselidiki menjadi zat atau persenyawaan baru yang mempunyai sifat dan karakteristik, dengan bantuan zat lain yang sudah diketahui macamnya. Zat yang dipakai untuk membantu terbentuknya perubahan disebut pereaksi atau reagen. Reaksi yang dihasilkan adalah : terbentuknya endapan, perubahan warna,dan reaksi warna.
4.2.2.  Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif fokus kajiannya adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah titrimetri atau titrasi. Titrasi adalah proses pengukuran volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalensi. Cara yang digunakan dalam titrasi adalah titrasi langsung, yaitu dengan melakukan titrasi langsung terhadap zat yang akan ditetapkan kadarnya.
4.2.3. Kandungan sianida dalam biji apel
Persen bobot per bobot artinya jumlah gram dalam 100 gram larutan atau campuran. Sampel biji apel merah mengandung Sianida dengan kadar 90,71 – 92,07% b/b. Jika biji ini terkunyah hanya sedikit, tentunya tidak masalah. Jumlah kecil tersebut dapat didetoksifikasi oleh enzim yang ada di dalam tubuh. Dalam jumlah kecil, tubuh mengubah sianida menjadi tiosianat, yang tidak berbahaya dan bisa dikeluarkan oleh urin. Selain itu, ternyata jumlah yang sedikit ini justru bermanfaat untuk menjaga kesehatan saraf dan sel darah merah, jika dikombinasikan dengan zat kimia lain yang dapat membentuk vitamin B12. Tetapi, pendapat berbeda diungkapkan Agency for Toxic Substances & Disease Registry, yang dikutip situs Healthline, menurutnya jumlah yang minim pun tetap berbahaya. Terkontaminasi sianida dapat menyebabkan kerusakan jantung, dan otak, bahkan koma, dan kematian. Jika memakannya dalam jumlah besar, tentunya akan berbahaya. Sianida dalam jumlah besar dapat mengikat fungsi sel-sel darah yang membawa oksigen, karena zat ini mampu masuk dengan cepat ke dalam aliran darah. Dalam sekejap, sel akan kekurangan oksigen dan tentunya sel menjadi mati. Racun sianida akan menyerang jantung, sistem pernapasan, dan sistem saraf pusat. Dengan pro dan kontra yang ada, sebaiknya biji apel tidak perlu dimakan, selain untuk berhati-hati, rasanya juga pahit. Tentu lebih baik, Anda memakan daging apelnya saja, yang menyegarkan dan menyehatkan.
4.2.4. Toksisitas biji apel merah
Tingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam. Dosis letal dari sianida adalah :
• Asam hidrosianik sekitar 2,500–5,000 mg•min/m3
• Sianogen klorida sekitar 11,000 mg•min/m3.
• Perkiraan dosis intravena 1.0 mg/kg,
• Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/kg.
· dosis sianida yang dapat mengakibatkan kondisi fatal adalah sekitar 1-2mg/kg,
Dalam penelitian racun sianida dalam biji apel ini menggunakan sampel biji apel dari buah apel segar sebanyak 20 buah. Dalam 20 buah biji apel kandungan racun sianidanya sebesar 90,71 – 92,07% b/b. Dengan demikian bahwa mengkonsumsi bagian tengah buah apel sebanyak 20 buah dapat mengakibatkan kondisi fatal.














BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1.  SIMPULAN
5.1.1.  Biji apel merah terdapat kandungan sianida.
5.1.2. Kandungan racun sianida dalam biji apel merah dapat menimbulkan efek  toksik
5.1.3. Sebaiknya biji apel tidak perlu dimakan, selain untuk berhati-hati, rasanya juga pahit.

5.2.  SARAN
Bagi masyarakat sebaiknya biji apel tidak perlu dimakan, selain untuk berhati-hati, rasanya juga pahit. Tentu lebih baik, apabila memakan daging apelnya saja, yang menyegarkan dan menyehatkan.











DAFTAR PUSTAKA

Depkes.1979. Farmakope Indonesia edisi ke 3.Jakarta.Depkes
Ir.L.Setiono,dkk.1985.VOGEL Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi5 bagian 1.Jakarta.PT Kalman Media Pusaka
Ir.L.Setiono,dkk.1985.VOGEL Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi5 bagian 2.Jakarta. PT Kalman Media Pusaka
RR.Fitri Ardani T, S.Farm., Apt, dkk.2016.Jurnal Kerja Praktikum Kimia Farmasi Kelas XI Analisis Kimia Kualitatif dan Kuantitatif.Surakarta.SMK Muhammadiyah 4 Surakarta
http://www.buah.apel/buah


Komentar

  1. wah terima kasih komplit banget

    BalasHapus
  2. The best way to get from Pinnacle casino to Pinnacle
    › online-casinos 경기도 출장마사지 › online-casinos 5 days ago — 5 강릉 출장샵 days ago The best way to get from Pinnacle casino to Pinnacle 경상남도 출장샵 is to get from Pinnacle casino to Pinnacle casino to Pinnacle casino to Pinnacle casino to Pinnacle 세종특별자치 출장샵 casino to Pinnacle casino 군산 출장안마 to Pinnacle

    BalasHapus

Posting Komentar