asalamualaikum
hay guys... apa kabarnya guys?? pada kesempatan ini saya akan berbagi info tentang karya ilmiahku yg judulnya penganalisisan sianida di biji apel...sebelumnya perkenalan dulu yaa. kenalkan saya Ari Ristanto saya masih pelajar smk kelas 10..... langsung ya guys
hay guys... apa kabarnya guys?? pada kesempatan ini saya akan berbagi info tentang karya ilmiahku yg judulnya penganalisisan sianida di biji apel...sebelumnya perkenalan dulu yaa. kenalkan saya Ari Ristanto saya masih pelajar smk kelas 10..... langsung ya guys
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sianida tiba-tiba menjadi perbincangan setelah terdapat
kasus kematian Mirna di sebuah kafe di Jakarta. Nama sianida cukup populer
pasca diduga sebagai zat yang bisa membunuh manusia. Sianida memang dikenal
sebagai racun yang sangat berbahaya dan kerap dipakai pengarang kisah detektif,
sebagai alat pembunuh. Meski sangat mematikan, ternyata sianida sangat sering
dijumpai oleh manusia tanpa sadar.
Sianida sebenarnya terdapat pada makanan yang mungkin
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Untungnya semua jenis makanan
tersebut, memiliki kandungan sianida yang rendah, dan jika masuk ke dalam tubuh,
secara alami tubuh mampu untuk mengatasi efek mematikannya. Namun, meski begitu
para pakar tetap menganjurkan agar setiap orang bisa menghindari makanan yang
dapat menghasilkan racun sianida atau setidaknya konsumsi dalam batas yang
wajar.
Meski sianida terdapat di dalam beberapa jenis makanan
yang kita temui sehari-hari, sebenarnya bisa dikatakan cukup aman asal kita
mengolahnya dengan tepat. Umumnya efek mematikan sianida, dapat terjadi karena
kecelakaan atau tidak disengaja. Efek mematikannya yang cukup cepat tidak
jarang dijadikan alat untuk membunuh seseorang.
Kami akan menitik beratkan pada biji apel merah, karena disebut-sebut
sebagai makanan yang dapat menghasilkan sianida. Biji apel yang disebut sebagai pips
mengandung zat yang dapat melepaskan sianida, racun yang sangat kuat. Oleh sebab itu sangat dianjurkan membuang biji apel jika ingin
dibuat jus atau dimakan secara langsung.
Berdasarkan latar
belakang diatas, peneliti menjadi tertarik untuk mengkembangkan dan mengkaji
lebih jauh tentang kandungan racun sianida di dalam biji apel merah.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah biji apel merah terdapat
kandungan racun sianida?
1.2.2. Apakah kandungan racun sianida dalam
biji apel merah dapat menimbulkan efek toksik?
1.2.3. Apakah biji apel merah aman untuk
dikonsumsi?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai tiga (3) hal sebagai
berikut :
1.
Mengetahui apakah biji apel terdapat kandungan
racun sianida.
2.
Mengetahui apakah kandungan racun sianida dalam biji apel merah dapat menimbulkan
efek toksik
3.
Mengetahui apakah biji apel merah aman untuk dikonsumsi
1.4.
Manfaat Penelitian
1.
Memberitahukan kepada
masyarakat bahwa biji apel merah terdapat racun sianida.
2.
Menginformasikan kepada
masyarakat bahwa racun sianida dalam biji apel merah dapat menimbulkan efek
toksik.
3.
Menginformasikan kepada
masyarakat bahwa biji apel merah tidak aman untuk dikonsumsi.
1.5.
Batasan Masalah
Penelitian kami yang berjudul Analisis Kimia
Racun Sianida ( CN- ) Dalam Biji Apel Merah ( Malus Domestica ), maka batasan masalah kami uraikan sebagai berikut :
1.
Jenis apel yang digunakan
adalah apel merah.
2.
Zat yang dianalisis adalah
racun sianida ( CN- ).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Racun Sianida
Sianida (CN-) dikenal sebagai
senyawa racun dan mengganggu kesehatan serta mengurangi bioavailabilitas
nutrien di dalam tubuh. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen
sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak. Kadar sianida yang
tinggi dalam darah dapat menyebabkan efek yang berbahaya, seperti jari tangan
dan kaki lemah, susah berjalan, pandangan yang buram, ketulian, dan gangguan
pada kelenjar gondok. Kelompok CN dapat ditemukan dalam banyak senyawa, bisa
dalam bentuk gas, padat ataupun cair, bisa dalam bentuk garam,
senyawa kovalen, molekular, beberapa ionik, dan ada juga yang
berbentuk polimerik. Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung gugus siano C
≡ N, dengan atom karbon terikat-tiga ke atom nitrogen.
Bahan kimia beracun didefinisikan
sebagai bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia
atau mahluk hidup lainnya. Umumnya zat-zat toksik masuk lewat pernapasan atau
kulit, kemudian beredar ke seluruh tubuh atau ke organ-organ tertentu. Bahan
kimia tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu, seperti
paru-paru, hati, dan lain-lain. Untuk menentukan klasifikasi racun berdasarkan
tingkat daya racunnya ditentukan dengan besarnya LD50 (Lethal Dose 50). LD50
adalah besarnya dosis racun yang diberikan kepada binatang percobaan yang
mengakibatkan ½ (50%) dari binatang tersebut mati. Hidrogen sianida merupakan
senyawa racun yang dapat mengganggu kesehatan serta mengurangi bioavailabilitas
nutrien di dalam tubuh.
2.1.1 Keracunan Sianida
Sebagian besar sianida sangat beracun. Masuknya
sianida ke dalam tubuh tidak hanya melewati saluran pencernaan tetapi dapat
juga melalui saluran pernafasan, kulit dan mata. Racun sianida dalam kasus
pembunuhan biasanya dioleskan pada pinggir gelas, dalam air minum, botol minum
atau disuntikkan ke dalam batu es. Yang perlu dicermati, kontaminasi sianida
tidak hanya terjadi saat zat tersebut masuk lewat mulut. Kebanyakan kasus keracunan
malah terjadi saat gas atau butiran serbuknya terhirup lewat udara. Serbuk
sianida ini juga berbahaya jika menempel pada kulit karena akan segera larut
oleh keringat kemudian dapat terserap masuk ke dalam tubuh melalui kulit.
Jika seseorang terkena sianida dalam
jumlah kecil, orang tersebut akan mengalami beberapa gejala seperti mual,
muntah, sakit kepala, pusing, merasa gelisah, pernapasan cepat, denyut jantung
cepat, dan tubuh terasa lemah. Meski begitu, tidak semua orang yang memiliki
beberapa gejala ini berarti mengalami keracunan sianida. Lain halnya jika
seseorang sudah terkena sianida dalam jumlah besar. Ia bisa jadi mengalami
denyut jantung yang melambat, hilang kesadaran, kejang, kerusakan pada
paru-paru, tekanan darah rendah, dan mengalami gagal napas hingga menyebabkan
kematian. Ada beragam cara sianida dapat masuk ke dalam tubuh dan membahayakan
diri. Antara lain dengan menyentuh tanah yang mengandung sianida, meminum air
yang sudah terkontaminasi sianida, melalui udara, dengan merokok, atau bahkan
dengan mengonsumsi makanan yang mengandung sianida.
(http://www.alodokter.com/ini-alasan-kenapa-sianida-bisa-membunuhmu,di
unduh pada 13:20 18 April 2017)
2.1.2 Pertolongan Pertama Keracunan Sianida
Sianida sebenarnya merupakan senyawa
kimia yang memiliki kandungan siano dan atom karbon yang terikat dengan
atom-atom nitrogen, dimana apabila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang besar
maka akan menyebabkan malapetaka. Dengan kata lain sianida merupakan senyawa
kimia yang dapat menjadi racun mematikan, bahkan menurut sejumlah pakar efek
racun sianida bekerja dengan sangat cepat dan dapat membuat seseorang meninggal
dunia dalam waktu beberapa menit. Biasanya mereka yang mengalami keracunan
sianida awalnya akan mengalami kehilangan kesadaran dan kemudian dengan cepat
menyebabkan kematian mendadak. Parahnya racun sianida sangat sulit dideteksi
karena tidak dapat terlihat dengan jelas. Untuk itu para korban yang mengalami
keracunan sianida harus mendapat pertolongan pertama sesegera mungkin. Cara memberikan
pertolongan pertama untuk korban keracunan sianida adalah :
· Minumkan Air atau Susu
Sebenarnya penanganan pertama bagi korban keracunan tergantung dari
bagaimana ia keracunan. Pasalnya, racun sianida dapat mengakibatkan keracunan
dengan berbagai cara. Mulai dari udara atau pun makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Jika korban keracunan sianida dari makanan atau minuman usahakan
untuk dapat meminumkan air putih atau susu. Hal ini untuk dapat
menetralkan racun sianida yang masuk ke dalam tubuh korban. Namun hal ini bisa
dilakukan jika korban masih dalam kondisi sadar.
· Larikan Ke Rumah Sakit
Pertolongan Pertama Para Korban
Keracunan Sianida, Jika korban keracunan sianida sudah tidak sadarkan diri maka
pertolongan pertama yang paling penting adalah segera membawa korban ke rumah
sakit. Pasalnya, saat korban sudah tidak sadar kemungkinan racun sianida sudah
masuk ke dalam sel-sel darah merah sehingga menyebabkan oksigen yang diangkut
sel darah merah terganggu, untuk itu pemberian oksigen harus sesegera mungkin.
Jika dalam keadaan ramai pastikan korban mendapatkan oksigen yang banyak,
hindari korban dari kerumunan orang karena dapat membuatnya kesulitan
mendapatkan oksigen.
Untuk
itu saat memberikan pertolongan pertama usahakan untuk tidak kontak langsung
dengan korban, seperti saat memberikan nafas buatan.
Gunakan media perantara saat memberikan nafas buatan, setelah itu pastikan Anda
langsung mandi dengan bersih untuk menghindari paparan hidrogen sianida yang
merupakan racun sianida paling berbahaya. Penanganan MEDIS:
1.
Panggil ambulans dan dokter
segera
2.
Ungsikan pasien ke udara bersih
(kalau sianida yang terhirup berupa gas);
3.
Jika denyut jantung nggak ada,
lakukan cardiac massage atau menekan dada kuat-kuat dan berulang
4.
Jangan memberikan napas pada
korban dari mulut ke mulut atau hidung ke hidung. Dikhawatirkan si penolong
akan ikut terkena racunnya.
5.
Jika sianida tertelan sedangkan
korban masih sadar, usahakan korban muntah
6.
Baringkan pasien dan jaga suhu
tubuhnya agar tetap hangat
7.
Lepas pakaian yang terkena
sianida, cuci dengan sabun area yang terkontaminasi, kemudian basuh dengan air
berulang-ulang
8.
Bila tim kesehatan telah
datang, langkah paling awal beri pasien masker oksigen 100%.
9.
Beri antidotum. Antidotum yang
dapat digunakan pada keracunan sianida adalah natrium nitrit dan juga natrium
tiosulfat tetapi selama ini berapa besar dosis efektifnya dan bagaimana cara
penggunaannya belum diketahui dengan pasti.
(http://segiempat.com/tips-dan-cara/kesehatan/pertolongan-pertama-untuk korban-keracunan-sianida/di unduh pada 13:25 18 April 2017)
2.1.3 Manfaat/Kegunaan Sianida
Sianida umumnya diperdagangkan dalam
bentuk senyawa padat alkali sianida, yang bisa ditemukan dalam senyawa NaCN
(sodium sianida) dan KCN (potassium sianida). Sianida digunakan dalam berbagai
bidang, antara lain ; pembasmi hama pada pertanian, pelarut logam dalam proses
ekstraksi logam dari batuan mineralnya (misalnya ekstraksi emas menggunakan
sianida), penyepuhan perhiasan yang terbuat dari logam mulia, sebagai katalis
pada industri pembuatan polimer, cat air dan laundry blue (Prussian Blue), dan
sebagainya.Tidak semua senyawa sianida bersifat racun. Senyawa-senyawa yang
bersifat racun adalah senyawa-senyawa yang bisa mendissosiasi (melepaskan) ion
sianida bebas dari senyawanya.
2.2. Biji Apel Merah
Apel memang buah yang menyehatkan dan menyegarkan. Selain itu,
apel juga memiliki manfaat yang menakjubkan untuk tubuh. Kandungan antioksidan yang ditemukan pada apel dapat melindungi
tubuh dari kerusakan akibat oksidasi.
Klasifikasi ilmiah apel :
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Subfamili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
M.
domestica
|
Nama binomial
Malus domestica
Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai
temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah
subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal
dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango,
Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila
dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas
permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga
mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun
apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan
dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya
akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam
tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga
menjadi buah yang padat dan berisi. Apel ialah
jenis buah,
atau pohon
yang menumbuhkan pohon ini. Buah apel biasanya merah di luar saat masak (siap dimakan), namun bisa juga hijau atau kuning. Kulit buahnya
sangan lembek. Dagingnya keras. Ada banyak bibit di dalamnya, which. Orang mulai pertama kali menumbuhkan
apel di Asia Tengah.
Kini apel berkembang di banyak daerah di dunia yang lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus.
Kebanyakan apel yang ditanam orang ialah Malus sylvestris. Kebanyakan apel bagus dimakan mentah-mentah (tak dimasak), dan juga digunakan
banyak jenis makanan pesta.
Apel dimasak sampai lembek untuk membuat saus apel.
Apel juga dibuat menjadi minumanjus apel dan sari buah apel.
Namun, belakangan beredar kabar bahwa biji
apel mengandung sianida. Biji apel mengandung amygdalin, zat yang dapat
mengeluarkan sianida ketika terjadi kontak dengan enzim pencernaan manusia.
Meskipun begitu, keracunan akut yang disebabkan oleh biji apel yang tak sengaja
tertelan adalah kasus yang jarang terjadi.
Biji apel, juga disebut pips, mengandung
zat yang disebut amygdalin, yang dapat melepaskan sianida, racun
yang kuat. ketika masuk dan kontak langsung dalam enzim pencernaan. tapi tidak
berlaku jika tidak mengunyah biji tersebut (Sedikit Lebih Aman), namun jika
kalian mengunyah biji mungkin akan terkena racun. Satu atau dua biji mungkin
tidak akan berbahaya, karena tubuh dapat menangani dosis kecil sianida, tetapi
jika orang dewasa atau anak kecil mengunyah dan menelan banyak benih, maka
disarankan segera hubungi medis terdekat untuk menghindari efek fatal.
Amygdalin adalah racun glikosida
yang dapat memproduksi hidrogen sianida, jika dikombinasikan dengan enzim
gastrointestinal/pencernaan. Dibandingkan apel, biji buah yang memiliki zat
amygdalin yang lebih besar. Tentunya, ketika mendengar kata ‘sianida’, yang ada
dalam pikiran adalah ‘keracunan’. Perlu diketahui bahwa buah atau biji yang
mengandung amygdalin dapat diproses untuk dihilangkan zat beracunnya. zat
amygdalin yang terkandung pada biji apel hanya sedikit. Selain itu, untuk
mengubahnya menjadi sianida, Anda harus mengunyah biji tersebut.
Berapa banyak bibit yang berbahaya, Menurut
John Fry, seorang konsultan dalam ilmu makanan, sekitar 1 miligram sianida per
kilogram berat badan akan membunuh orang dewasa. Biji apel mengandung sekitar
700 mg sianida per kilogram. jadi sekitar 100 gram biji apel akan cukup untuk
membunuh 70-kg (154 pon) dewasa. Namun, benih beratnya sekitar 0,7 gram,
sehingga kalian harus mengunyah 143 biji untuk mendapatkan sianida sebanyak
itu. Apel biasanya memiliki sekitar delapan pips, sehingga anda harus makan
biji dari 18 apel sehingga cukup untuk mendapatkan dosis yang fatal.
Jika biji ini terkunyah hanya sedikit,
tentunya tidak masalah. Jumlah kecil tersebut dapat didetoksifikasi
oleh enzim yang ada di dalam tubuh Anda. Dalam jumlah kecil, tubuh mengubah
sianida menjadi tiosianat, yang tidak berbahaya dan bisa dikeluarkan oleh
urin. Selain itu, ternyata jumlah yang sedikit ini justru bermanfaat untuk
menjaga kesehatan saraf dan sel darah merah, jika dikombinasikan dengan zat
kimia lain yang dapat membentuk vitamin B12. Tetapi, pendapat berbeda
diungkapkan Agency for Toxic Substances & Disease Registry, yang dikutip
situs Healthline, menurutnya jumlah yang minim pun tetap berbahaya.
Terkontaminasi sianida dapat menyebabkan kerusakan jantung, dan otak, bahkan
koma, dan kematian.
Jika Anda memakannya dalam jumlah besar,
tentunya akan berbahaya. Sianida dalam jumlah besar dapat mengikat fungsi
sel-sel darah yang membawa oksigen, karena zat ini mampu masuk dengan
cepat ke dalam aliran darah. Dalam sekejap, sel akan kekurangan oksigen dan
tentunya sel menjadi mati. Racun sianida akan menyerang jantung, sistem
pernapasan, dan sistem saraf pusat.
Menurut Centers for Disease Control and
Prevention, yang dikutip situs Healthline, dosis sianida yang dapat
mengakibatkan kondisi fatal adalah sekitar 1-2mg/kg, atau kira-kira Anda harus
memakan sekitar 200 biji apel, atau 20 bagian tengah buah apel. Dengan pro dan
kontra yang ada, sebaiknya biji apel tidak perlu dimakan, selain untuk
berhati-hati, rasanya juga pahit. Tentu lebih baik, Anda memakan daging apelnya
saja, yang menyegarkan dan menyehatkan.
(http://www.buah apel.com, di unduh pada 22:42
17 April 2017)
2.3. Analisis Kimia Kualitatif dan Kuantitatif
2.3.1.
Analisis Kimia Kualitatif
Analisis kimia adalah penyelidikan
untuk mengetahui suatu susunan dan komposisi sustu zat. Analisis kimia kualitatif membahas tentang
identifikasi suatu zat, fokus kajianya adalah unsur apa yang terdapat dalam
suatu sampel (contoh). Analisis kualitatif sampel terdiri atas golongan kation,
anion, dan obat.
Analisis kimia kualitatif
dilakukan dengan cara mengubah zat yang akan di selidiki menjadi zat atau
persamaan baru yang mempunyai sifat dan karakteristik, dengan bantuan zat lain
yang sudah di ketahui macamnya. Berdasarkan
sifat sifat baru yang karakteristik/ spesifik ini, dapat di tentukan macam
penyusun zat yang di selidiki. Perubahan
yang terjadi tersebut di sebut sebagai reaksi kimia sedang zat yang di pakai
untuk membantu terbentuknya perubahan itu di sebut pereaksi atau reagen.
Reaksi reaksi kimia yang penting dalam
analisis kimia kualitatif adalah reaksi reaksi yang memiliki perubahan yang
dapat di amati, yaitu reaksi reaksi yang menghasilkan:
1.
Terbentuknya
endapan.
2.
Terbentuknya
gas.
3.
Terbentuknya
perubahan warna.
Masing masing kation/ anion/ atau zat
tertentu selalu memiliki reaksi yang spesifik yang membedakan dari zat lain,
reaksi spesifik inilah yang kita gunakan untuk mengidentifikasi kandungan zat
dalam sampel yang belum kita ketahui.
2.3.2.
Analisis Kimia Kuantitatif
Analisis Kuantitatif adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu (analit)
yang ada dalam sampel. Analisis kuantitatif terhadap suatu sampel terdiri atas
empat tahapan pokok:
1. Pengambilan atau pencuplikan sampel
(sampling), yakni memilih suatu sampel yang mewakili dari bahan yang
dianalisis.
2. Mengubah analit menjadi suatu bentuk
sediaan yang sesuai untuk pengukuran.
3.
Pengukuran.
4.
Perhitungan dan penafsiran
pengukuran.
Langkah pengukuran dalam suatu analisis dapat dilakukan
dengan cara-cara kimia, fisika, biologi. Teknik laboratorium dalam analisis
kuantitatif digolongkan ke dalam titrimetri (volumetri), gravimetri dan
instrumental. Analisis titrimetri berkaitan dengan pengukuran volume suatu
larutan dengan konsentrasi yang diketahui yang diperlukan untuk bereaksi dengan
analit. Pada cara gravimetri pengukuran menyangkut pengukuran berat. Istilah
analisis instrumental berhubungan dengan pemakaian peralatan istimewa pada
langkah pengukuran.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode analisis adalah tujuan analisis, macam dan jumlah
bahan yang dianalisis, ketepatan dan ketelitian yang diinginkan, lamanya waktu
yang diperlukan untuk analisis, dan peralatan yang tersedia. Misalnya apabila
sampel terlalu kecil kadarnya, maka sensitivitas menjadi dasar pemilihan metode
analisis. Kriteria utama yang perlu diperhatikan dalam suatu analisis
adalah ketepatan, ketelitian, dan
selektifitas.
(RR Fitri Ardani T,
S.Apt, Apt,dkk. 2016.Jurnal Kerja Praktikum Kimia Farmasi Kelas XI
Analisis Kimia Kualitatif dan Kuantitatif : SMK Muhmmadiyah 4 Surakarta.)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan
pada tanggal 29 Maret sampai dengan tanggal 20 April 2017.
3.1.2.
Tempat Penelitian
Penelitian ini kami lakukan di:
3.1.2.1.
Laboratorium Kimia Analisa SMK
Muhammadiyah 4 Surakarta.
3.1.2.2.
Laboratorium Operasi Teknik
Kimia SMK Muhammadiyah 4 Surakarta.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang kami gunakan
dalam penelitian ini adalah :
NO
|
NAMA ALAT
|
JUMLAH
|
1
|
Buret
|
1
|
2
|
Statif
|
1
|
3
|
Klem
|
1
|
4
|
Beaker glass
|
1
|
5
|
Erlenmayer
|
4
|
6
|
Pipet ukur 1ml
|
1
|
7
|
Pipet ukur 5 ml
|
1
|
8
|
Pipet tetes
|
6
|
9
|
Corong 40 mm
|
1
|
10
|
Neraca semi analitik
|
1
|
11
|
Neraca analitik
|
1
|
12
|
Lampu bunsen
|
1
|
13
|
Tabung reaksi
|
5
|
14
|
Druppleplate
|
1
|
15
|
Mortar
|
1
|
16
|
Stamfer
|
1
|
17
|
Rak tabung reaksi
|
2
|
18
|
Penjepit kayu
|
1
|
19
|
Sendok tanduk
|
2
|
20
|
Batang pengaduk
|
1
|
21
|
Botol semprot
|
1
|
22
|
Pisau
|
2
|
Tabel 3.2.1 alat yang
digunakan untuk analisis kimia Sianida dalam biji apel
merah (malus domestica)
Bahan yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah:
NO
|
NAMA BAHAN
|
JUMLAH
|
1
|
Aquades
|
40 ml
|
2
|
FeCl3
|
6 tetes
|
3
|
HCL
|
6 tetes
|
4
|
AgNO3
|
5,5 ml
|
5
|
KI
|
4 tetes
|
6
|
Ammonia encer
|
4 ml
|
7
|
FeSO4
|
6 tetes
|
8
|
Na2S2O3
|
3 tetes
|
9
|
H2SO4 Pekat
|
4 ml
|
10
|
Alkohol
|
1 ml
|
11
|
HgCl2
|
3 tetes
|
12
|
NaOH
|
5
Tetes
|
13
|
AgNO30,1 N
|
200
|
3.2.2 Tabel bahan yang
digunakan untuk Analisis kimia Sianida dalam
biji apel merah (malus domestica)
3.3. Jenis Metode Penelitian
Jenis
metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif yang membahas tentang
identifikasi suatu zat, fokus kajianya adalah unsur apa yang terdapat dalam
suatu sampel dan metode analisis kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kadar suatu zat.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah :
3.4.1.
Metode
Pustaka
Yaitu suatu metode penelitian dengan cara membaca buku, surat kabar atau
majalah yang ada kaitannya dengan materi penelitian kemudian kita gunakan
sebagai telaah pustaka.
3.4.2.
Metode
Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara datang langsung ke lokasi penelitian
untuk melihat gejala-gejala yang ada dalam obyek penelitian tersebut.
3.4.3.
Metode
Eksperimen
Yaitu suatu metode penelitian dengan cara mengadakan percobaan terhadap
obyek penelitian.
3.4.4.
Metode Dokumentasi
Yaitu suatu metode
penelitian dengan cara mengumpulkan gambar atau foto, video, dan angket.
3.5. Sampel yang Digunakan
Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
3.5.1. Biji apel Merah
3.6.Rancangan Penelitian
3.6.1.
Pengambilan sampel biji apel merah(malus domestica)
3.6.1.1.
Memilih buah
apel merah yang masih segar sebanyak 20 buah
Gambar 3.6.1.1. Buah Apel Merah ( Malus Domestica )
3.6.1.2.
Mencuci bersih buah apel merah
3.6.1.3.
Tiriskan sampai kering
3.6.1.4.
Memotong buah apel merah dan
ambil bijinya
Gambar
3.6.1.4.
pemotongan bahan
3.6.1.5.
Tumbuk biji
buah apel merah
Gambar
3.6.1.5.1.Biji apel merah sebelum di tumbuk
Gambar 3.6.1.5.2 Penumbukan biji apel
merah
3.6.1.6.
Menimbang
biji apel merah
Gambar 3.6.1.6. Penimbangan berat biji apel merah
3.6.2.
Analisis Kimia Kualitatif
3.6.2.1.
3 tetes FeCl
+ 3 tetes HCL + biji apel merah → Merah Khas
3.6.2.2.
3 tetes
AgNO3 + biji apel merah → Tidak Membentuk Endapan + 3
tetes AgNO3 + 3 tetes Amonia encer + 3 tetes Na2S2O3→
Tidak Membentuk endapan
3.6.2.3.
3 tetes H2SO4
Pekat + biji buah apel + 1 ml C2H5OH
→ Reaksi nyala api biru
Gambar 3.6.2.3 Reaksi nyala
3.6.2.4 Biji apel merah + 3 tetes NaOH + 3 tetes FeSO4,dipanaskan + 3 tetes HCL
+ 3 tetes FeCl3 → Biru Prussian
3.6.2.5 3 tetes HgCl2 + biji apel merah →Endapan Abu-
Abu
Gambar 3.6.2.5 Endapan Abu-abu
3.6.2
Analisis Kimia Kuantitatif
Menimbang 100 mg biji apel merah,masukkan dalam erlenmeyer, larutkan dalam 10
ml aquadest. Tambahkan 1 ml amonia encer dan 1 tetes indikator KI. Titrasi
dengan larutan baku AgNO3
0,1 N hingga pertama kali terbentuk warna coklat merah.
Gambar 3.6.3 Hasil
analisis kuantitatif biji apel merah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1.
Hasil Analisis Kualitatif
Perlakuaan
|
Hasil
|
3
tetes FeCl + 3 tetes HCL + biji
apel merah → Merah Khas
|
(+) Positif
|
3
tetes AgNO3 + biji apel merah → Tidak Membentuk Endapan
+ 3
tetes AgNO3 + 3 tetes Amonia encer + 3 tetes Na2S2O3
→ Tidak Membentuk endapan
|
(+) Positif
(+) Positif
|
3
tetes H2SO4 Pekat + biji buah apel + 1 ml C2H5OH
→ Reaksi nyala api biru
|
(+) Positif
|
Biji
apel merah + 3 tetes NaOH + 3 tetes FeSO4, dipanaskan + 3 tetes HCL + 3 tetes FeCl3 → Biru Prussian
|
(+) Positif
|
3 tetes HgCl2 +
biji apel merah →Endapan Abu- Abu
|
(+) positif
|
Tabel 4.1.1 Hasil
analisis kualitatif
4.1.2.
Hasil Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dalam penelitian kami menggunakan
metode titrasi argentometri untuk menetapkan kadar sianida dalam biji apel yang
membentuk endapan dengan perak nitrat pada suasana tertentu.
4.1.2.1.Data Hasil Orientasi :
·
Data
Penimbangan / Pengukuran
Berat kertas + zat =
0,5097 gram
Berat kertas + zat sisa = 0,3984 gram _
Berat zat = 0,1113 gram = 111,3 mg
·
Data
titrasi
Titran :
AgNO3 0,1 N
Volume titrasi : 7,8 ml
BE zat :
130,2
·
Perhitungan kadar
kadar =
kadar = 91,24
4.1.2.2 Data Hasil Replikasi :
Buret yang digunakan : 50,0 ml
Titran :
AgNO3 0,1 N
BE zat :
130,2
|
Titrasi
|
Data Penimbangan
( mg )
|
Volume titrasi
( ml )
|
Replikasi
|
I
|
Berat kertas +
zat = 0,4303 gram
Berat kertas + zat sisa = 0,2986
gram
Berat zat =
0,1317 gram
=
131,7 mg
|
9,2 ml
|
|
II
|
Berat kertas +
zat = 0,5085 gram
Berat kertas + zat sisa = 0,3981
gram
Berat zat =
0,1104 gram
= 110,4 mg
|
7,8 ml
|
|
III
|
Berat kertas +
zat = 0,4085 gram
Berat kertas + zat sisa = 0,2973
gram
Berat zat =
0,1112 gram
= 111,2
mg
|
9,1 ml
|
Tabel 4.1.2.2 Data hasil replikasi
· Perhitungan Kadar
Replikasi I
kadar =
% b/b
kadar =
kadar = 90,95
Replikasi II
kadar =
% b/b
kadar =
kadar = 91,98
Replikasi III
kadar =
% b/b
kadar =
kadar = 106,54
4.1.2.3 Evaluasi Data
Data yang
diperoleh :
I.
91,24
II. 90,95
III. 91,98
IV. 106,54
Data yang dicurigai : 106,54
Q hitung =
Harga Q hitung ≤ Q Tabel = DITERIMA
Harga Q hitung > Q Tabel = DITOLAK
Q hitung =
=
= 0,93
Harga Q Tabel
Jumlah Pengamatan (N)
|
Q 0,90
|
3
|
0,94
|
4
|
0,76
|
5
|
0,64
|
6
|
0,56
|
7
|
0,51
|
8
|
0,47
|
9
|
0,44
|
10
|
0,41
|
Tabel 4.1.2.3.1 Harga Q tabel
Dari Q hitung = 0,93 dan Q tabel dengan jumlah
pengamatan (N) = 4 diperoleh Q tabel = 0,76. Maka Harga Q hitung ≤ Q Tabel. Jadi
data tersebut DITOLAK
Jadi rata - ratanya =
`x = ( 91,24 + 90,95 + 91,98 ) : 3 = 91,39
X
|
`x
|
d([x- x] )
|
d2
|
91,24
|
91,39
|
0,15
|
0,0225
|
90,95
|
0,44
|
0,1936
|
|
91,98
|
0,59
|
0,3481
|
|
|
|
S d2= 0,5642
|
Tabel 4.1.2.3.2 Evaluasi data
4.1.2.4 Perhitungan Simpangan Baku
SD =
SD =
= 0,43
SD = 0,43
4.1.2.5 Perhitungan Kadar
Kadar
= x
±
x = rata
- rata
t = suatu harga yang besarnya tergantung
derajat kebebasan dan taraf
kepercayaan yang dipilih.
SD =
Simpangan Baku
N = jumlah penetapan/ pengamatan
Harga Tabel t
Jumlah Pengamatan (N)
|
Probabilitas 95% (t)
|
2
|
12,706
|
3
|
4,303
|
4
|
3,182
|
5
|
2,776
|
Tabel
4.1.2.5 Harga tabel t
Untuk N = 4, harga t = 3,182
Kadar
= x
±
Kadar = 91,39 ±
Kadar = 91,39 ± 0,68
4.1.2.6 Kesimpulan Hasil Analisis
Sampel biji apel merah mengandung Sianida dengan kadar 90,71 – 92,07 % b/b
4.2. Pembahasan
4.2.1.
Analisis Kualitatif
Analisis kimia kualitatif membahas tentang identifikasi
suatu zat, dengan fokus kajiannya adalah unsur yang terdapat dalam suatu
sampel. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara mengubah zat yang akan
diselidiki menjadi zat atau persenyawaan baru yang mempunyai sifat dan
karakteristik, dengan bantuan zat lain yang sudah diketahui macamnya. Zat yang
dipakai untuk membantu terbentuknya perubahan disebut pereaksi atau reagen.
Reaksi yang dihasilkan adalah : terbentuknya endapan, perubahan warna,dan
reaksi warna.
4.2.2.
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif fokus kajiannya
adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah titrimetri atau titrasi. Titrasi
adalah proses pengukuran volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik
ekivalensi. Cara yang digunakan dalam titrasi adalah titrasi langsung, yaitu
dengan melakukan titrasi langsung terhadap zat yang akan ditetapkan kadarnya.
4.2.3.
Kandungan sianida dalam biji
apel
Persen bobot
per bobot artinya jumlah gram dalam 100 gram larutan atau campuran. Sampel biji
apel merah mengandung Sianida dengan kadar 90,71 – 92,07% b/b. Jika biji ini terkunyah hanya sedikit, tentunya tidak masalah.
Jumlah kecil tersebut dapat didetoksifikasi
oleh enzim yang ada di dalam tubuh. Dalam jumlah kecil, tubuh mengubah sianida
menjadi tiosianat, yang tidak berbahaya dan bisa dikeluarkan oleh urin.
Selain itu, ternyata jumlah yang sedikit ini justru bermanfaat untuk
menjaga kesehatan saraf dan sel darah merah, jika dikombinasikan dengan zat
kimia lain yang dapat membentuk vitamin B12. Tetapi, pendapat berbeda diungkapkan
Agency for Toxic Substances & Disease Registry, yang dikutip situs
Healthline, menurutnya jumlah yang minim pun tetap berbahaya. Terkontaminasi
sianida dapat menyebabkan kerusakan jantung, dan otak, bahkan koma, dan
kematian. Jika memakannya dalam jumlah besar, tentunya akan berbahaya. Sianida
dalam jumlah besar dapat mengikat fungsi sel-sel darah yang membawa oksigen,
karena zat ini mampu masuk dengan cepat ke dalam aliran darah. Dalam
sekejap, sel akan kekurangan oksigen dan tentunya sel menjadi mati. Racun
sianida akan menyerang jantung, sistem pernapasan, dan sistem saraf pusat. Dengan
pro dan kontra yang ada, sebaiknya biji apel tidak perlu dimakan, selain untuk
berhati-hati, rasanya juga pahit. Tentu lebih baik, Anda memakan daging apelnya
saja, yang menyegarkan dan menyehatkan.
4.2.4.
Toksisitas biji apel merah
Tingkat toksisitas dari sianida
bermacam-macam. Dosis letal dari sianida adalah :
• Asam hidrosianik sekitar 2,500–5,000 mg•min/m3
• Sianogen klorida sekitar 11,000 mg•min/m3.
• Perkiraan dosis intravena 1.0 mg/kg,
• Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/kg.
·
dosis sianida yang dapat
mengakibatkan kondisi fatal adalah sekitar 1-2mg/kg,
Dalam penelitian racun sianida dalam biji apel ini menggunakan
sampel biji apel dari buah apel segar sebanyak 20 buah. Dalam 20 buah biji apel
kandungan racun sianidanya sebesar 90,71 – 92,07% b/b. Dengan demikian bahwa mengkonsumsi bagian tengah buah
apel sebanyak 20 buah dapat mengakibatkan kondisi fatal.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
5.1.1.
Biji apel merah terdapat kandungan sianida.
5.1.2.
Kandungan racun sianida dalam
biji apel merah dapat menimbulkan efek
toksik
5.1.3.
Sebaiknya biji apel tidak perlu
dimakan, selain untuk berhati-hati, rasanya juga pahit.
5.2.
SARAN
Bagi masyarakat sebaiknya biji apel tidak perlu dimakan,
selain untuk berhati-hati, rasanya juga pahit. Tentu lebih baik, apabila memakan
daging apelnya saja, yang menyegarkan dan menyehatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.1979. Farmakope
Indonesia edisi ke 3.Jakarta.Depkes
Ir.L.Setiono,dkk.1985.VOGEL Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi5 bagian 1.Jakarta.PT
Kalman Media Pusaka
Ir.L.Setiono,dkk.1985.VOGEL Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi5 bagian 2.Jakarta.
PT Kalman Media Pusaka
RR.Fitri Ardani T, S.Farm., Apt, dkk.2016.Jurnal Kerja Praktikum Kimia Farmasi Kelas XI Analisis Kimia Kualitatif dan Kuantitatif.Surakarta.SMK
Muhammadiyah 4 Surakarta
http://www.buah.apel/buah
wah terima kasih komplit banget
BalasHapusThe best way to get from Pinnacle casino to Pinnacle
BalasHapus› online-casinos 경기도 출장마사지 › online-casinos 5 days ago — 5 강릉 출장샵 days ago The best way to get from Pinnacle casino to Pinnacle 경상남도 출장샵 is to get from Pinnacle casino to Pinnacle casino to Pinnacle casino to Pinnacle casino to Pinnacle 세종특별자치 출장샵 casino to Pinnacle casino 군산 출장안마 to Pinnacle